Terkini.co.id - Dunia sepak bola kembali dikejutkan dengan berita mengejutkan tentang pemecatan Erik Ten Hag oleh Manchester United pada...
Terkini.co.id - Dunia sepak bola kembali dikejutkan dengan berita mengejutkan tentang pemecatan Erik Ten Hag oleh Manchester United pada hari Senin. Keputusan yang diumumkan secara resmi oleh klub Inggris tersebut mengejutkan banyak pihak, terutama karena Ten Hag sudah memimpin tim selama dua setengah tahun. Pemecatan ini terjadi setelah kekalahan United 2-1 dari West Ham, yang membuat klub kini berada di posisi ke-14 Liga Premier, serta belum pernah meraih kemenangan di kompetisi Eropa dalam lebih dari satu tahun terakhir. Keputusan yang tiba-tiba ini menuai reaksi dari para pelatih Liga Premier lainnya, termasuk Arne Slot dan Pep Guardiola, yang menyampaikan simpati serta rasa "kasihan" atas nasib Erik Ten Hag.
Sejak menjadi manajer Manchester United, Erik Ten Hag dikenal sebagai pelatih berdedikasi yang pernah meraih kesuksesan besar di Belanda, terutama saat menangani Ajax. Namun, persaingan ketat di Liga Premier ternyata menjadi tantangan yang sulit baginya. Arne Slot, pelatih Liverpool, mengungkapkan bahwa meskipun pemecatan ini sangat disayangkan, ia tetap menghargai prestasi Erik Ten Hag di Ajax dan yakin Ten Hag memiliki potensi untuk kembali meraih kesuksesan di klub besar lainnya di masa mendatang. Menurut Slot, Ten Hag adalah sosok yang sangat berdedikasi dalam melatih, namun memahami bahwa di dunia sepak bola, manajer harus menghadapi ketidakpastian dan tuntutan hasil yang tinggi.
Pep Guardiola, manajer Manchester City, turut memberikan pandangannya tentang pemecatan Erik Ten Hag. Guardiola menyebutkan bahwa profesi sebagai manajer di tingkat atas memang penuh tekanan, terutama di klub-klub besar dengan harapan tinggi. Ia menambahkan bahwa sebagai seorang manajer, hasil adalah segala-galanya, dan bila tidak berhasil memenuhi target yang diharapkan, pemecatan adalah hal yang tak terelakkan. “Jika saya tidak mendapatkan hasil, saya juga mungkin tidak akan berada di sini,” ujarnya dengan nada yang penuh empati, seakan memahami beratnya posisi yang kini dihadapi Ten Hag.
Mikel Arteta, manajer Arsenal, juga menyampaikan pandangannya terkait pemecatan Erik Ten Hag. Arteta menyebutkan bahwa selalu menyedihkan melihat seorang rekan sesama manajer harus kehilangan pekerjaannya. Ia menilai bahwa Ten Hag telah melakukan banyak perubahan di United, serta memperkenalkan gaya bermain yang unik. Arteta bahkan menambahkan bahwa Ten Hag adalah pelatih fenomenal yang berkontribusi besar dalam upaya membangun kembali United sebagai klub yang kompetitif. Baginya, pemecatan ini mencerminkan betapa dinamisnya situasi dalam dunia sepak bola, di mana hasil akhir di lapangan menjadi satu-satunya tolok ukur sukses seorang manajer.
Ange Postecoglou, pelatih Tottenham, mengungkapkan bahwa pemecatan ini sebenarnya “hampir tidak bisa dihindari” mengingat besarnya pengawasan serta ekspektasi tinggi yang harus dihadapi Erik Ten Hag. Postecoglou menilai bahwa dalam dunia sepak bola modern, terutama di klub-klub besar seperti Manchester United, tekanan terhadap pelatih sangat tinggi. Ketika hasil di lapangan tidak sesuai harapan, manajer harus siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk keputusan pemecatan yang terkadang datang tiba-tiba.
Di sisi lain, berita pemecatan ini bertepatan dengan rumor kuat bahwa United tengah mendekati Rúben Amorim dari Sporting CP sebagai calon pengganti Erik Ten Hag. Amorim yang dikenal dengan strategi inovatifnya dikabarkan menjadi incaran utama United. Sporting CP bahkan telah menginformasikan kepada regulator keuangan bahwa United siap membayar klausul pelepasan Amorim sebesar €10 juta. Hingga saat ini, Amorim belum memberikan respons resmi terkait tawaran tersebut, namun para pendukung United berharap kehadirannya dapat membawa perubahan positif bagi klub.
Kedatangan Amorim dipandang sebagai babak baru bagi Manchester United yang selama ini masih berjuang menemukan kestabilan performa sejak ditinggalkan oleh pelatih legendaris mereka, Sir Alex Ferguson. Dalam beberapa tahun terakhir, United memang telah melalui sejumlah pergantian pelatih, dan kini kepergian Erik Ten Hag menjadi salah satu peristiwa besar yang terus menyita perhatian publik sepak bola global.
Para pendukung United yang telah menyaksikan berbagai perubahan di tim merasa campur aduk dengan pemecatan ini. Sebagian merasa kecewa, sementara yang lain optimis dengan adanya peluang perubahan di bawah kepemimpinan baru. Mereka berharap United dapat kembali bersaing di papan atas Liga Premier dan meraih prestasi di kompetisi Eropa.
Dari berbagai respons ini, jelas terlihat bahwa posisi seorang manajer di klub besar seperti Manchester United bukanlah hal yang mudah. Ekspektasi yang tinggi, tekanan dari media, serta tuntutan hasil yang cepat membuat pekerjaan ini menjadi salah satu yang paling rentan terhadap pemecatan. Dalam kasus Erik Ten Hag, meskipun telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan tim, hasil akhir yang tidak memuaskan membuat posisinya goyah.
Bagaimanapun, dunia sepak bola adalah dunia yang sangat dinamis, di mana keberhasilan maupun kegagalan bisa terjadi dengan sangat cepat. Para manajer harus siap menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk kemungkinan harus meninggalkan klub yang mereka cintai.