Page Nav

HIDE

Ads Place

Jadi Mahasiswa Kok Ngebucin Terus?

Sumber gambar: freepik.con Jatuh cinta memang tidak salah, pun bukan dosa, jatuh cinta bisa dirasakan oleh siapa saja tanpa mengenal waktu d...

Sumber gambar: freepik.con

Jatuh cinta memang tidak salah, pun bukan dosa, jatuh cinta bisa dirasakan oleh siapa saja tanpa mengenal waktu dan tempat. Umur-umur remaja memang sering dihiasi oleh dunia asmara, tak jarang juga mereka yang akhirnya menjalin cinta karena cinlok (cinta lokasi).

Mahasiswa contohnya banyak mahasiswa yang berakhir menjalin kisah cinta karena faktor satu universitas, satu kelas, satu organisasi, mengerjakan event bersama dan masih banyak lagi. Relasi seperti itu antar mahasiswa dan mahasiswi sudah tidak asing lagi, pemandangan orang pacaran’ di kampus juga bukan satu hal yang jarang ditemui.

Makna Bucin

Mereka yang sering kedapatan berduaan oleh mahasiswa lainnya, akan langsung dianggap bucin. Lalu sebenarnya apa makna bucin itu? Awalnya kata ini dipopulerkan oleh dua orang kakak beradik yang merupakan YouTuber, yakni Andovi dan Jovi dalam channel YouTube mereka SkinnyIndonesia24. Setelah konten tersebut barulah istilah bucin itu menjadi populer dan sering digunakan oleh banyak orang. 

Bucin sendir dimaknai sebagai kependekan dari Budak Cinta. Budak Cinta merupakan predikat yang disematkan kepada seseorang yang sangat luluh dengan sesuatu, misalnya saja dengan pacar. Setiap permintaan bahkan perkataan sang pacar selalu dituruti. Seakan-akan ia menjadi seseorang yang dibodohi pacarnya sehingga dinamakan Budak Cinta. (dikutip dari ngobrolin.id).

Alasan Bucin

Kenapa akhirnya kita jadi menjadi bucin? Hal ini dijawab oleh Dekan Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul, Dra. Sulis Mariyanti, M.Si, Psi, menurut Sulis, seseorang mengalami kebucinan dikarenakan saat menjalin cinta maka akan dilepaskan Hormone Oksitosin otaknya hormon ini yang menguatkan ikatan secara psikologis dan menguatkan kepercayaan yang tetap ada pada seseorang, sehingga ikatan emosional yang dibangun akan sangat kuat sekali. (dikutip dari esaunggul.ac.id)

Wajar sebetulnya seseorang memiliki sifat ‘bucin’ kepada kekasihnya, karena bisa jadi sebagai love language seseorang kepada kekasihnya atau bisa jadi sifat bucin itu sebagai rasa bersyukur karena mereka telah bersama dan mereka berusaha untuk menjaga hubungan tersebut.

Dampak Bucin

Semua hal memiliki sisi baik dan buruk, begitupun dengan fenomena bucin ini. Baiknya bucinnya mahasiswa bisa menjadi motivasi mereka untuk rajin berkuliah agar sering bertemu, lalu bisa belajar untuk saling menghargai dalam berhubungan, membawa kebahagiaan, dan sebagai motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Dampak negatif dari bucin juga dapat menghadirkan toxic relationship yang menyebabkan salah satu ataupun kedua pihak mengalami isu kesehatan mental ataupun fisik dalam berhubungan. Bayangkan, jika selalu bertemu setiap hari, salah satu pihak selalu menuntut pihak lain, apakah akan terjalin hubungan yang sehat? Hasilnya, bisa jadi itu hal yang tidak sehat dan harus ditinggalkan.

Pacaran di kampus memang sudah menjadi hal awam, hanya jangan sampai hubungan asmara tersebut mengganggu hal-hal akademis maupun internal diri sendiri. Bawalah kebahagiaan dari hubungan tersebut.

 

Ads Place