Sumber gambar: pexels.com Survey yang dilakukan oleh Central Connecticut State University (CCSU) pada 2016 silam menunjukkan bahwa Indonesi...
Sumber gambar: pexels.com
Survey yang dilakukan oleh Central Connecticut State University (CCSU) pada 2016 silam menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 60 dalam kategori minat baca dari 61 negara yang di survey. Data tersebut diambil dari Most Littered Nation in the World, dalam studi tersebut dikatakan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah berada di antara Thailand di urutan 59 dan Botswana di urutan 61.
Kenapa Indonesia bisa berada di urutan bawah? mungkin itu yang sekarang jadi pertanyaan. CCSU mendata dengan melihat seberapa banyak dan sering orang-orang di negara tersebut mengunjungi perpustakaan, jika dilihat memang benar tidak banyak orang Indonesia yang mengunjungi perpustakaan. Namun apakah hal tersebut menjadi konkrit bahwa masyarakat Indonesia tidak doyan membaca?
Budaya Membaca
Budaya membaca di Indonesia memang jarang terekspos, namun perlu diketahui bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang menjadikan membaca sebagai budayanya. Contoh, kunjungan toko buku di Indonesia juga meningkat tiap tahunnya. Mengunjungi perpustakaan memang bukan kebiasaan orang Indonesia, namun minat baca Indonesia juga mulai meningkat.
Dengan banyaknya gerakan-gerakan di ranah pendidikan maupun sosial mengenai pentingnya membaca, sepertinya itu akan berhasil. Contoh kegiatan literasi yang dilakukan sekolah-sekolah sebelum memulai pelajaran, kegiatan membaca buku gratis kepada masyarakat, atau membuka perpustakaan keliling gratis hal-hal tersebut merupakan upaya masyarakat Indonesia untuk meningkatkan minat baca.
Akses Membaca
Dengan luas dan banyaknya jumlah penduduk Indonesia, memang akan terasa sulit untuk menyetarakan akses membaca ke seluruh titik di Indonesia. Sulitnya akses membaca juga dapat menjadi faktor mengapa Indonesia dipandang rendah minat bacanya di dunia. Karena tak semua orang mempunyai akses untuk membaca. Electronic book memang sudah banyak, ratusan buku sudah didistribusikan, namun tetap penyebaran yang benar benar rat akan sulit dilakukan.
Negara Indonesia Bagian Timur, seperti Papua, NTB, NTT, dan Sulawesi Tenggara dinilai memiliki tingkat literasi yang rendah. Nila Tanzil seorang pegiat literasi menyatakan bahwa fasilat literasi di daerah-daerah tersebut masih sangat minim sehingga sulit untuk anak-anak dan masyarakat di daerah tersebut untuk membaca. Fasilitas-fasilitas yang tidak memadai di berbagai daerah juga menjadi alasan utama mengapa minat baca di Indonesia belum meningkat secara signifikan.
Upaya Pemerintah dan Masyarakat
Dewasa ini sudah banyak banyak masyarakat yang juga bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia. Dengan adanya duta baca Indonesia saat ini (Gol A Gong), masyarakat yang masih sadar akan pentingnya membaca, para pendidik, penggiat literasi mereka juga sampai sekarang masih berusaha untuk meningkatkan minat baca masyarakat, memastikan akses membaca dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat
Referensi:
https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/sorotan_media
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2021/pengamat-minat-baca-indonesia-rendah-budaya-tutur-lebih-tinggi/